.....local content, discussed globally....

We cover various issues developing in the Palu, Central Sulawesi and surrounding areas.
We chose it for you. We are trusted for that..Please explore further

Description

TIDAK ada catatan sejarah tentang kapan alat musik tiup bernama Lalove ini mulai digunakan oleh masyarakat to Kaili. Kaili adalah etnis mayoritas yang mendiami sebagian besar lembah Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

Yang pasti, pada setiap ritual adat terutama upacara penyembuhan yang disebut “Balia”, alat musik tiup ini selalu hadir bersama gimba (gendang) yang mengiringi upacara tersebut.

Di zamannya, lalove begitu sakral. Untuk membuatnya harus melalui prosedur adat yang sarat dengan unsur magic. Dimulai dengan pemilihan bambu, melepaskan ranting-rantingnya, hingga memotong ruas dan menentukan titik-titik lubangnya dilakukan dengan mantra.

Pemanteraan itu sesuai dengan maksudnya yakni ketika ditiup atau dibunyikan akan memiliki keuatan supra natural untuk memaggil roh. Dalam ritual penyembuhan Balia, peran lalove sangat penting karena menentukan seperti apa roh itu bisa masuk ke tubuh seeorang yang sedang dalam proses penyembuhan. Karena itu pula, peniup lalove adalah mereka yang memiliki keahlian dan kekuatan natural itu pula.

Namun itu dulu, kini Lalove tidak lagi sekadar mengiringi ritual penyembuhan. Beberapa ritual atau bahkan drama seni, tari kreasi dan juga musik kontemporer pun memanfaatkan alat musik khas yang terbuat dari buluh (bambu) pilihan ini.

Perjalanan waktu mengubah unsur magic yang melekat dalam lalove. Ia bisa diproduksi secara massal dengan mengesampingkan unsur magic tersebut. Secara ekonomis, Lalove bukanlah unit bisnis yang menggiurkan, pertama karena pasarnya sangat terbatas di kalangan tertentu, kedua tidak banyak orang yang mau menggelutinya. Itu pula alasan mengapa mendapatkan Lalove terasa begitu sulit.

Namun di pelosok Kabupaten Sigi, tepatnya di Desa Kaleke, Kecamatan Dolo Barat, masih ada yang peduli dengan pelestarian alat musik tiup khas ini. “Bukan unsur ekonomisnya, tapi lebih kepada bagaimana agar alat musik ini tetap ada dalam khasanah seni dan budaya kita, to Kaili,” ujar Yayan Kololio, perajin Lalove itu.

Menurutnya, tidak cukup sulit untuk membuat Lalove. Tiga jam baginya cukup untuk bisa menyelesaikan satu unit Lalove. “Tapi itu tadi, unsur magicnya kita kesampingkan. Kecuali kalau membuat Lalove khusus, butuh waktu yang lebih panjang,” sebut Yayan.

Selama tiga tahun menggeluti kerajinan Lalove itu, cukup memadai Lalove yang bisa dihasilkan. Umumnya Lalove itu dibuatkan berdasarkan pesanan, seperti anak-anak sekolah yang dalam kurikulumnya mengajarkan tentang alat music tradisional. Selain itu beberapa sanggar seni kerap kali mengorder untuk keperluan sanggarnya.

Suatu kebanggaan menurutnya karena meski jauh di pelosok, namun suara Lalove itu banyak pula diminati oleh orang di luar etnis to Kaili. Lalove yang dibuatnya bahkan sudah menjamah beberapa seniman di kota-kota lainnya di Indonesia seperti Makassar, Semarang dan Jawa sebagiannya.

Pengetahuan membuat Lalove diakuinya didapatkan secara otodidak. Ia mengaku tidak memiliki silsilah pembuat atau pengguna Lalove. “Ini spontan saja, saya mendengar bunyi Lalove dalam sebuah upacara Balia dan saat itu saya tergerak untuk mencoba membuatnya. Itulah awalnya,” aku Yayan.

Ia berharap ke depan akan banyak anak muda yang menekuni pembuatan Lalove tersebut terkait dengan regenerasi. Karena menurutnya, jika semua berpaling dari kekhasan seni dan budaya lokal, entah apa jadinya to Kaili nantinya. Bisa jadi hanya tersisa cerita saja. ***

Teks dan Foto: Basri Marzuki

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Mengukuhkan Lalove”

Mengukuhkan Lalove

$500

Amount : 14 photos

Size : 5000 x 3327 px

Date taken: 30 Januari 2018

Location : Sigi, Central Sulawesi, Indonesia

Photographer : Basri Marzuki

Agency : bmzIMAGES

Related Products

bmzIMAGES
STORIES

Those who Bet on the Front Guard COVID-19
Those who Bet on the Front Guard COVID-19

Those who Bet on the Front Guard COVID-19

15 March, 2020 General Stories

Amount : 9 photos

Size : 5000 x 3327 px

Date taken: 15 Maret 2020

Location : Palu, Central Sulawesi, Indonesia

Photographer : Basri Marzuki

Agency : bmzIMAGES

Read More
Action The Boys Save the Hawksbill Turtle
Action The Boys Save the Hawksbill Turtle

Action The Boys Save the Hawksbill Turtle

8 January, 2020 Environment Stories

A hawksbill turtle (Eretmochelys imbricata) was caught by a fisherman while netting fish in the sea on October 27, 2019. The turtle was then taken to shore by the fisherman and tied the turtle’s legs with a rope to avoid running away.

A group of children suddenly came to the beach and watched the rare and protected turtle torture. His legs were bound and in a very hot heat. The hot temperature at that time in Kampung Lere Beach, Palu, Central Sulawesi, Indonesia reached 37 degrees Celsius.

Amount : 10 photos

Size : 5000 x 3327 px

Date taken: 8 Januari 2020

Location : Palu, Central Sulawesi, Indonesia

Photographer : Basri Marzuki

Agency : bmzIMAGES

Read More
Setahun Bencana, Bergerak Bangkit
Setahun Bencana, Bergerak Bangkit

Setahun Bencana, Bergerak Bangkit

8 December, 2019 General Stories

Amount : 33 photo

Size : 5000 x 3327 px

Date taken: 8 Desember 2019

Location : Palu, Central Sulawesi, Indonesia

Photographer : Basri Marzuki

Agency : bmzIMAGES

Read More
Peternakan Leluhur di Lembah Lore
Peternakan Leluhur di Lembah Lore

Peternakan Leluhur di Lembah Lore

19 November, 2019 Culture Stories

Amount : 13 photos

Size : 5000 x 3327 px

Date taken: 19 November 2019

Location : Pos, Central Sulawesi, Indonesia

Photographer : Basri Marzuki

Agency : bmzIMAGES

Read More
bmzIMAGES
EDITORIAL

New Year 2025 in Palu
New Year 2025 in Palu

New Year 2025 in Palu

1 January, 2025 Ed-General Editorial

Amount : 6 photos

Size : 5000 x 3327 px

Date taken: 1 Januari 2025

Location : Palu, Central Sulawesi, Indonesia

Photographer : Basri Marzuki

Agency : bmzIMAGES

Read More
Cap Darah Untuk Lingkungan (Copy)
Cap Darah Untuk Lingkungan (Copy)

Cap Darah Untuk Lingkungan (Copy)

29 December, 2024 Ed-General Editorial

Amount : 9 photos

Size : 3000 x 1196 px

Date taken: 5 Juni 2008

Location : Palu, Central Sulawesi, Indonesia

Photographer : Basri Marzuki

Agency : bmzIMAGES

Read More
Menolak Lupa, September Hitam
Menolak Lupa, September Hitam

Menolak Lupa, September Hitam

13 September, 2024 Ed-General Editorial

Amount : 6 photos

Size : 5000 x 3327 px

Date taken: 13 September 2024

Location : Palu, Central Sulawesi, Indonesia

Photographer : Basri Marzuki

Agency : bmzIMAGES

Read More
Pertunjukan Tari Pamonte
Pertunjukan Tari Pamonte

Pertunjukan Tari Pamonte

5 September, 2024 Ed-Art Ed-Culture Editorial

Amount : 7 photos

Size : 5000 x 3327 px

Date taken: 5 September 2024

Location : Palu, Central Sulawesi, Indonesia

Photographer : Basri Marzuki

Agency : bmzIMAGES

Read More

Customer Reviews

5/5

“A review from a customer who benefited from your product. Reviews can be a highly effective way of establishing credibility and increasing your company's reputation.”

5/5

“A review from a customer who benefited from your product. Reviews can be a highly effective way of establishing credibility and increasing your company's reputation.”

Join Our Newsletter

Mencari keharmonisan suara Lalove pada berbagai level nada. bmzIMAGES/Basri Marzuki
Mengukuhkan Lalove
$500