A man shows a stranded purple jellyfish or crown jellyfish (Cephea cephea) floating on Palu Bay Beach, Central Sulawesi, Indonesia on February 17, 2023. Dozens of jellyfish between 30cm and 50cm in diameter that live in the deep seas around the Pacific and East Atlantic Seas and are also found on Australia’s Sydney South Coast coast are thought to be carried by strong winds and ocean currents other than due to climate change factors. Murdoch University of Australia’s Marine Expert Mike Van Kuelen said it was likely that the jellyfish stranding was due to Australia’s eastern aurs stretching from North to South. When the water is warm due to climate change, ocean waves cause bleaching on the Great Barrier Reef and encourage tropical species to migrate south rather than their normal habitats. (Photo: bmzIMAGES/Basri Marzuki)
palu bay
Action The Boys Save the Hawksbill Turtle
A hawksbill turtle (Eretmochelys imbricata) was caught by a fisherman while netting fish in the sea on October 27, 2019. The turtle was then taken to shore by the fisherman and tied the turtle’s legs with a rope to avoid running away.
A group of children suddenly came to the beach and watched the rare and protected turtle torture. His legs were bound and in a very hot heat. The hot temperature at that time in Kampung Lere Beach, Palu, Central Sulawesi, Indonesia reached 37 degrees Celsius.
Unbeknownst to the fishermen who caught the turtle, some children then took the initiative to dig sand near the turtle so that it could collect water for the turtle. The children also watered the turtle’s head so it would not overheat.
Meanwhile, other children try to find broken bottles so they can break the rope that ties the turtle’s legs. After trying long enough the rope was finally broken.
Without further thought, the children then pushed the turtle with all their might to return to the sea.
Turtles that are about 70 centimeters long and 50 centimeters wide are heavy enough to be pushed, but then the cubs take turns lifting until they finally reach the sea.
The children were happy because after reaching the sea, the turtle could finally swim again and return to their habitat.
Text & Photos: Basri Marzuki
============
Seekor Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) ditangkap seorang nelayan ketika menjaring ikan di laut pada 27 Oktober 2019. Penyu itu kemudian dibawa ke pantai oleh nelayan tersebut dan mengikat kaki penyu itu dengan tali agar tidak melarikan diri.
Sekelompok anak-anak tiba-tiba datang ke pantai itu dan menyaksikan penyu yang langka dan dilindungi undang-undang itu sangat tersiksa. Kakinya terikat dan dalam keadaan panas yang sangat menyengat. Suhu panas saat itu di Pantai Kampung Lere, Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia mencapai 37 derajat celcius.
Tanpa sepengetahuan nelayan yang menangkap penyu itu, beberapa anak kemudian berinisiatif menggali pasir yang ada di dekat penyu itu agar dapat menampung air bagi penyu. Anak-anak juga menyiram kepala penyu itu agar tidak kepanasan.
Sementara itu, anak-anak lainnya mencoba mencari pecahan botol agar bisa memutuskan tali yang mengikat kaki penyu itu. Setelah berusaha cukup lama akhirnya tali pengikat tersebut berhasil diputuskan.
Tanpa fikir panjang lagi, anak-anak itu lalu mendorong penyu itu sekuat tenaga agar bsia kembali laut.
Penyu yang berukuran panjang sekitar 70 centimer dan lebar 50 centimeter cukup berat untuk didorong, namun kemudian anak-ank bergantian mengangkat hingga akhirnya bisa mencapai laut.
Anak-anak itu gembira karena setelah mencapai laut, penyu itu akhirnya bisa berenang lagi dan kembali ke habitatnya.
Text & Photos: Basri Marzuki
Kembalinya KM Sabuk Nusantara 39 ke Laut
TEPAT pukul 18.54 Wita, KM Sabuk Nusantara 39 yang terhempas ke darat oleh gelombang tsunami 28 Spetember 2018 lalu di Pelabuhan Wani, Donggala, Sulawesi Tengah, akhirnya kembali ke laut.
Kapal Tol Laut milik PT. Pelni yang berbobot mati 500 gross ton itu berhasil diluncurkan kembali ke laut setelah didorong oleh sebuah alat berat excavator dari darat dan sementara itu juga ditarik oleh sebuah tug boat dari laut.
By blocking muscarinic cholinergic receptors in the CNS, benztropine reduces the excessive cholinergic activity present in parkinsonism and related states. Azactam is used to treat severe infections of the blood, urinary tract, lungs, skin, stomach, or female reproductive organs. Compared to never being exposed to pioglitazone, a duration of pioglitazone therapy longer than 12 months was associated with a 40% increase in risk (HR 1 site. Concomitant or sequential antibiotic use was defined as exposure to another antibiotic within 24 hours (before or after) of ceftaroline administration, based on the electronic medication administration record.
“Waowwww…” serentak suara itu bergema ketika kapal tersebut meluncur mulus dari “air bag” atau bantalan karet berisi udara yang telah dipasang di bawah kapal tersebut sebelumnya. Prosesi peluncuran itu berlagsung hanya dalam hitungan detik hingga kapal yang telah “bermukim” selama lebih dari empat bulan itu mengapung kembali di laut.
Sesungguhnya, kapal itu telah dipersiapkan peluncurannya sejak 21 Januari 2019 lalu, namun karena masalah administrasi perizinan dari Kementerian Perhubungan selaku pemegang otoritas operasional kapal itu belum terbit, sehingga urung dilakukan.
“Proses awal telah dimulai dengan memasukkan ganjalan dari batang kelapa. Batang kelapa ini berfungsi mengangkat Badan kapal setinggi 50 cm sebelum memasukkan air bag. Air bag berfungsi sebagai pengganti rel,” kata kepala teknisi PT Samudera Rezeki Teknindo (Smart), Sarman awal Januari 2019 lalu.
Setelah mengapung di laut, kapal itu tidak langsung berlayar. Menurut teknisi, kapal itu akan dicek kembali kelayakannya untuk berlayar, karena telah lebih empat bulan terdiam di darat.
Sementara itu, aneka reaksi ditunjukkan warga sekitarnya atas kembalinya kapal yang telah menemaninya selama lebih dari empat bulan di kawasan itu.
“Aduh kasiang, sudah tidak adami kapalna,” ujar Mila, seorang warga yang mengaku bermukim tidak jauh dari kapal itu terhempas ke darat.
Lain lagi dengan Daeng yang juga warga setempat. Daeng mengaku menyesal tidak sempat menyaksikan langsung prosesi peluncuran kembali kapal itu ke laut. Padahal menurutnya, banyak kenangan yang ditorehkan sejak kapal itu berlabuh di darat.
“Sejak kapal itu naik ke darat, banyak orang yang datang melihatnya, kampong ini jadi ramai, banyak juga penjual bermunculan, juga parkiran bagi warga setempat. Tapi sekarang sudah pergi mi itu kapal kasiang,” ujar Daeng dengan ekspresi sedih.
Bagi Rustam yang juag warga di sekitar itu, seharusnya kapal itu tidak perlu ditarik ke laut atau dibiarkan di tempat itu saja sebagai penanda atau semacam memorial park bahwa telah terjadi bencana tsunami dahsyat di kawasan itu.
“Tapi itu cuma harapang saya, tapi kalau pemerintah maunya lain, mau diapami,” ujarnya dengan dialek Bugisnya.
Warga tetap bergerombol di kegelapan malam kawasan itu hingga beberapa saat untuk menyaksikan kapal itu yang sedang mengapung tidak jauh dari dermaga Pelabuhan Wani.
“Mauka kurasa menangis, sedihku kurasa kapal itu ditarik,” celetuk Wati di gelapnya malam itu. []
Naskah dan foto: Basri Marzuki
Sakaya Race
Awak salah satu perahu dipikul ke darat sesaat setelah memasuki garis finish pada lomba Sakaya Race di Teluk Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (26/9/2010). Lomba yang diikuti oleh puluhan perahu tradisional sekitar Teluk Palu tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata yang oleh Pemda setempat akan menjadikan kawasan teluk tersebut sebagai salah satu destinasi wisata. bmzIMAGES/Basri Marzuki
Palu Bay Landscape on Mei 2010
Foto udara landscape Teluk Palu, Sulawesi Tengah pada 25 Mei 2010. (bmzIMAGES/Basri Marzuki)